Selasa, 09 Juni 2015

Rational Emotive Behavior Therapy

Sejarah Rational Emotive Behavior Therapy
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) sebagai salah satu  pendekatan dalam konseling individu dan kelompok, dikembangkan oleh Alber Ellis sejak tahun 1955. Albert Ellis lahir di Pittsburg, Pensylvania tahun 1913. Sebagai pakar psikologis klinis, ia memulai karirnya di bidang konseling perkawinan, keluarga dan seks.

Konsep Rasional Emotive Behavior Therapy
Konsep-konsep dasar terapi rasional emotive ini mengikuti pola yang didasarkan pada teori A-B-C, yaitu:
A = Activating Experence (pengalaman aktif) Ialah suatu keadaan, fakta peristiwa, atau tingkah laku yang dialami individu.
B = Belief System (Cara individu memandang suatu hal). Pandangan dan penghayatan individu terhadap A.
C = Emotional Consequence (akibat emosional). Akibat emosional atau reaksi individu positif atau negative.

Menurut pandangan Ellis, A (pengalaman aktif) tidak langsung menyebabkan timbulnya C (akibat emosional), namun bergantung pada B (belief system). Hubungan dan teori A-B-C yang didasari tentang teori rasional emotif dari Ellis dapat digambarkan sebagai berikut:
A--------C
Keterangan:
---: Pengaruh tidak langsung
B  : Pengaruh langsung

Teori A-B-C tersebut, sasaran utama yang harus diubah adalah aspek B (Belief Sistem) yaitu bagaimana caranya seseorang itu memandang atau menghayati sesuatu yang irasional, sedangkan konselor harus berperan sebagai pendidik, pengarah, mempengaruhi, sehingga dapat mengubah pola pikir klien yang irasional atau keliru menjadi pola pikir yang rasional.

Tujuan Rational Emotive Behavior Therapy
Albert Ellis (2 September 1913 –  24 Juli 2007) adalah seorang  psikolog Amerika, ia dilahirkan dari keluarga Yahudi dan merupakan anak  pertama dari tiga bersaudara.Menurut Corey (2009: 279) tujuan umum Rational Emotive  Behavior Therapy adalah mengajari konseli bagaimana cara memisahkan evaluasi perilaku mereka dari evaluasi diri – esensi dan totalitasnya –  dan  bagaimana cara menerima dengan segala kekurangannya. Sedangkan tujuan dasarnya adalah mengajarkan konseli bagaimana merubah disfungsional emosi dan perilaku mereka menjadi pribadi yang sehat. Selain itu dua tujuan terpenting Rational Emotive Behavior Therapy menurut Ellis (dalam Corey, 2009: 279) adalah a) membantu konseli dalam proses mencapai unconditional self-acceptance dan unconditional other acceptance, dan b) melihat bagaimana kedua hal itu saling  berkaitan. Sedangkan menurut Ellis (dalam Sharf, 2012: 339) tujuan umum Rational Emotive Behavior Therapy adalah membantu konseli dalam meminimalisir gangguang emosi, menurunkan self-defeating self-behaviors, dan membantu konseli lebih mengaktualisasikan diri sehingga mereka bisa menuju ke kehidupan yang bahagia. Sedangkan tujuan khususnya adalah membantu konseli berpikir lebih bersih dan rasional, memiliki perasaan yang lebih layak, dan bertindak efisien dan efektif dalam mencapai tujuan hidup yang bahagia.

Teknik Rational Emotive Therapy
Terapi Rational-Emoif  menggunakan berbagai teknik yang bersifat kognitif, afektif, dan behavioral yang disesuaikan dengan kondisi klien. Berikut beberapa macam teknik yang dipakai sebagai berikut :
1.       Teknik- teknik Emotif (afektif)
·         Assertive Training, digunakan untuk melatih, mendorong, dan membiasakan klienn untuk secara terus-menerus menyesuaikan dirinya dengan perilaku tertentu yang diinginkan.
·      Sosiodrama, digunakan untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan melalui suatu suasana yang didramatisasikan sedemikan rupa sehingga klien dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri secara lisan, tulisan, ataupun melalui gerakan-gerakan dramatis.
·         Self Modeling, digunakan untuk meminta klie agar “berjanji” atau mengadakan “komitmen” dengn konselor untuk menghilangkan perasaan atau perilaku tertentu.
·         Imitasi, digunakan dimana klien diminta untuk menirukan secara terus menerus suatu model perilaku tertentu dengan maksud menghadapi dan menghilangkan perilakunya sendiri yang negatif.
2.       Teknik- teknik Behavioristik
Ini digunakan dengan upaya memodifikasi perilaku-perilaku negatif dari klien dengan mengubah akar-akar keyakinannya yang tak rasional dan tak logis. Beberapa teknni yang termasuk dalam teknik behavioristik:
·       Reinforcement, digunakan untuk mendorong klien ke arah perilaku yang lebih rasional dan logis  dengan jalan memberikan pujian verbal ataupun hukuman.
·       Social Modeling, digunakan untuk memberikan perilaku-perilaku baru pada klien.
·       Live Models, digunakan untu menggambarkan perilaku-perilaku tertentu, khususnya situasi-situasi interpersonal yang kompleks dalam bentuk percakapan sosial, interaksi dengan memecahkan masalah-masalah.
3.        Teknik-teknik Kognitif 
Teknik ini bertujuan mendorong klien dan memodifikasi aspek kognitifnya agar dapat berfikir atau berperilaku sesuai sistem nilai yang diharapkan baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap lingkungannnya. Beberapa teknik kognitif yang cukup dikenal :
·       Home Work Assigments, teknik ini memberikan klien tugas-tugas rumah untuk melatih, membiasakan diri, dan dapat menuntut pola perilaku yang diharapkan.
·       Assertive, digunakan untuk melatih keberanian klien dalam mengekspresikan perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan.

Daftar Pustaka
Surya, Mohamad, Dr., Prof. (2003). Teori-Teori Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, (Bandung: PT. Eresco, 1988)



0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2012 Andri's Blog. Powered by Blogger
Blogger by Blogger Templates and Images by Wpthemescreator
Personal Blogger Templates