Rabu, 25 Maret 2015

Perbedaan Konseling dan Psikoterapi serta Bentuk Utama Terapi



Perbedaan Konseling dan Psikoterapi

Menurut Ivey & Simek-Downing (1980) mengemukakan bahwa psikoterapi adalah proses jangka panjang, berhubungan dengan upaya merekonstruksi seseorang dan perubahan yang lebih besar dalam struktur kepribadian. Sedangkan konseling dikemukakan oleh mereka sebagai suatu proses yang lebih intensif berhubungan dengan upaya membantu orang normal mencapai tujuannya dan agar berfungsi lebih efektif.

Jadi dapat disimpulkan perbedaan psikoterapi dan konseling menurut tokoh di atas terletak pada waktu. Psikoterapi membutuhkan proses jangka panjang untuk merekonstruksi seseorang dalam struktur kepribadian sedangkan konseling hanya membantu orang normal mencapai tujuannya agar berfungsi lebih efektif.

Perbedaan antara psikoterapi dan konseling dilihat dari segi tujuan, klien, konselor dan penyelenggara, serta metode yang digunakan.

  • Berdasarkan tujuan
Hans dan MacLean (1995) berpendapat konseling bertujuan menitikberatkan pada upaya pencegahan agar penyimpangan yang merusak dirinya tidak timbul sedangkan psikoterapi menangani penyimpangan yang merusak dan baru kemudian menangani usaha pencegahannya.

Tyler (1961) berpendapat bahwa konseling berhubungan dengan proses bantuan terhadap klien agar menumbuhkan identitas, sedangkan psikoterapi melakukan perubahan pada struktur dasar perkembangannya.

Stefflre & Grant (1972) mengatakan tujuan konseling terbatas hanya mempengaruhi perkembangan seseorang dengan situasi sesaat sedangkan psikoterapi tidak hanya memperhatikan sekarang, melainkan yg akan datang.

Blocher (1996) merumuskan perbedaan antara keduanya sebagai berikut :
  1. Pada konseling : developmental – educative – preventive.
  2. Pada psikoterapi : remediative – adjustive – therapy.
Jadi dapat saya simpulkan psikoterapi bertujuan untuk menyembuhkan dengan melakukan perubahan pada struktur dasar perkembangannya sedangkan konseling mencegah agar penyimpangan  tidak terjadi dan  membantu menumbuhkan identitas.

  • Dilihat dari Klien, Konselor dan Penyelenggara
Secara tradisional membedakan konseling dan psikoterapi mudah karena pada konseling, konselor menghadapi klien yang normal, sedangkan psikoterapi, terapis menghadapi klien yang mengalami neurosis atau psikosis. Patterson (1973) dan Pallone (1977) mengatakan konseling diberikan pada klien, sedangkan psikoterapi diberikan pada seorang pasien.

Konselor dan Psikoterapis mempunyai latar belakang pendidikan yang pada umumnya berbeda, namun ada kesamaan yang terletak pada subjek tertentu yang harus dilatih dan dipelajari seperti teori dasar kepribadian dengan perkembangan, gangguan, perubahan dan penilaian dan alat penilainya.

Kegiatan untuk melakukan Konseling bisa dilakukan di sekolah atau Lembaga Pendidikan, Perguruan Tinggi, Lembaga atau Biro Khusus atau praktik pribadi. Psikoterapi dilakukan dalam kegiatan yang sifatnya klinis di Lembaga Pendidikan dengan pengaturan dan suasana yang khusus. Sedangkan, psikoterapi banyak dilakukan di Rumah Sakit, Lembaga khusus atau praktik pribadi yang berhubungan dengan kesehatan.
Dilihat dari Metode

Perbedaan  keduanya menurut oleh Stefflre & Grant (1972) yaitu konseling ditandai oleh jangka waktu yang lebih singkat, lebih sedikit waktu pertemuannya, lebih banyak melakukan evaluasi psikologis, lebih memperhatikan masalah sehari-hari klien, lebih memfokuskan pada aktivitas kesadaran, lebih memberikan nasihat, kurang berhubungan dengan transferens, lebih menekankan pada situasi yang riil, lebih kognitif dan berkurang intensitas emosi, lebih menjelaskan atau menerangkan dan lebih sedikit kekaburannya.

Bentuk Utama Terapi
Psikoterapi menurut Phares (dalam Markam 2007) dapat dibedakan menjadi dua aspek, yaitu menurut taraf kedalamannya dan menurut tujuannya. Menurut kedalamannya dibedakan psikoterapi suportif, psikoterapi reedukatif, dan psikoterapi rek ronstruktif .

  • Psikoterapi suportif bertujuan untuk memperkuat perilaku penyesuaian diri klien yang sudah baik, memberi dukungan psikologis dan menghindari diri dari usaha untuk menggali apa yang ada dalam alam bawah sadar klien. Alasan penghindaran karena kalau akan “dibongkar” ketidaksadarannya, klien ini mungkin akan menjadi lebih parah dalam penyesuaian dirinya. Psikoterapi suportif biasanya dilakukan untuk memberikan dukungan pada klien untuk tetap bertahan menghadapi kesulitannya.
  • Psikoterapi reedukatif bertujuan untuk mengubah pikiran atau perasaan klien agar ia dapat berfungsi lebih efektif. Terapis mengajak klien atau pasien untuk mengkaji ulang keyakinan kilen, mendidik kembali agar ia dapat menyesuaikan diri lebih baik setelah mempunyai pemahaman yang baru atas persoalannya. Terapis tidak hanya membatasi diri membahas kesadaran saja, namun juga tidak terlalu menggali ketidaksadaran. Psikoterapi jenis reedukatif ini biasanya yang terjadi dalam konseling.
  • Psikoterapi rekonstruktif bertujuan untuk mengubah seluruh kepribadian pasien/klien, dengan menggali ketidaksadaran klien, menganalisis mekanisme defensif yang patologis, member pemahaman akan adanya proses-proses tak sadar dan seterusnya. Psikoterapi jenis ini berkaitan dengan pendekatan psikoanalisis dan biasanya berlangsung intensif dalam waktu yang sangat lama.
Sumber:
Gunarsa, Singgih D. 1996. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : BPK Gunung Mulia

Markam, S.L.S., Sumarmo. (2007). Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2012 Andri's Blog. Powered by Blogger
Blogger by Blogger Templates and Images by Wpthemescreator
Personal Blogger Templates